Sunday, August 6, 2017

#ChitChatNN: If i'm James Dean and you're Audrey Hepburn





#Now Playing: Sleeping with sirens – if im james dean, and you are audrey hepburn.

To: Hope.
Message: How the hell did we end up like this?
Delivered.
Read.

Rasanya kita udah kirim pesan, tanpa balasan, dan cuma diread. Itu, sakit....

Seolah, apa yang udah kita tulis dan pengen sampein, cuma dianggep angin lalu tanpa arti.

Kalo hal yang sepele kayak gitu aja bisa nyakitin, gimana dengan perasaan yang berjalan tanpa balasan?

Rasanya tuh kayak....lo udah susah payah masak mie, terus tiba-tiba tumpah. Gak bisa dimakan. Selesai.

Kadang, kita gak pernah berfikir, bahwa hal sepele bisa bikin orang sakit hati. Hal yang biasanya kamu anggep sepele itu pun bisa merusak benteng kokoh yang udah dibangun dalam sebuah hubungan.

Kadang, kita juga gak pernah mau perduli dengan segelintir hal sepele lainnya yang bisa bikin orang bahagia. Misal; ngeliat dia ketawa bahagia waktu sama kita. Sereceh itulah gue bisa bahagia.

Tapi, justru hal-hal sepele dan receh itu malah yang paling banyak diabaikan oleh sebagian orang.

Lagu ini mengingatkan gue, betapa berharap dan jatuh itu teramat sakit.

Betapa banyaknya jawaban yang kita tanya sama diri sendiri, tapi gak menemukan jawabannya, itu juga sakit.

Bayangin, ketika lo menjujung tinggi sebuah harapan, kemudian Tuhan mematahkannya hanya dengan sekejap. Gak ada yang lebih sakit selain menggantungkan harapan pada sesuatu yang belum pasti.

Lagu ini bercerita tentang aktor dan aktris Hollywood yang terkenal pada tahun 50-an.

Lawas banget, ‘kan? Selawas ucapan,”Aku gak akan ninggalin kamu.” Atau,”Aku mau nikah sama kamu nanti.”

Basi.

James Dean sendiri adalah seorang aktor yang meninggal karena kecelakaan mobil. Audrey Hepburn adalah seorang aktris yang meninggalnya karena penyakit kanker.

Entah kenapa, gue memiliki pandangan dari arti & makna dari lagu itu sendiri. Seems like, lo berharap sama sesuatu yang lo tau itu gak bisa lo dapetin. Tapi, lo terus mengharapkannya. Lo berangan, bermimpi, bahkan berdo’a. Tapi, hasilnya tetep sama, you still cant have what you want to. Dan, ketika lo tau harapan lo itu adalah sebuah kotak kosong, lo terus bertanya. Pertanyaan demi pertanyaan yang bahkan lo sendiri gak bisa menemukan jawabannya.

Rumit? Ya.

Apapun soal perasaan dan harapan, memang selalu rumit, bukan?

Lagu ini menyampaikan pesannya dengan baik, tentang bagaimana sebuah harapan begitu berarti untuk hidup seseorang. Tentang, bagaimana menghargai perasaan pasangan itu adalah hal sepele yang begitu berarti. Tentang, bagaimana hancurnya perasaan seseorang ketika ia dipatahkan oleh harapannya sendiri.

Tentang, kepedihan yang dibalut manis dengan nada-nada dan lirik romantis.

So, i just wanna say, jangan pernah mencoba untuk memberikan harapan yang sekiranya kamu tau bahwa harapan itu tidak akan terjadi. Jangan pernah menghancurkan harapan seseorang hanya untuk memuaskan ego sendiri. Jangan pernah menganggap remeh harapan yang disandarkan pada hidup seseorang.

Karena, kita tidak akan pernah tau, pernah seberapa hancur orang tersebut saat kehilangan harapan. Atau, seberapa orang tersebut mencoba untuk kembali percaya pada harapan. Atau, pernah seberapa banyak harapan itu ia gantungkan, jauh sebelum ia terluka.

Kita gak akan pernah tau, sampe kita bisa ngeliat sisi terburuk dari orang tersebut. Hati-hati, senyum dan tawa kadang hanya memanipulasi perasaan seseorang yang sedang berusaha menyembuhkan luka.

We’ll never know.

Ini lagu favourite gue, gue penasaran sama punya Nanoki yang katanya flashback ke masa kecilnya. Intip ah; DISINI.


Salam,


Human of Mars
XOXO 




2 comments:

  1. Hahaha nice, tapi keknya lirik "How the hell did we end up like this?" itu berakhir bahagia deh (menurut saya pribadi sih) hahaha. Karena menggambarkan salah satu individu merasa heran "Lho kok kita bisa berakhir pacaran ya?" atau "Lho kok kita malah bisa berakhir di pelaminan ya?". Terkaget kaget gitu keknya maksudnya Kellin Quinn hihihi. Mohon maaf ya, saya juga penggemar lagu itu 🤭

    ReplyDelete